Putus asa untuk membuktikan dirinya lebih dari sekadar remaja bertubuh besar yang belum pernah meraih kemenangan, Don bertekad memenangkan pertunjukan bakat lokal dengan menampilkan sandiwara panggung yang terinspirasi dari buku cerita peninggalan orang tuanya. Namun, saat buku itu dicuri oleh seorang perundung, kemunculan arwah anak kecil mengubah segalanya. Arwah tersebut meminta bantuan Don untuk bersatu kembali dengan orang tuanya di alam lain. Bersama teman barunya, Don memulai petualangan seru yang mengajarkan mereka arti persahabatan sejati dan keberanian dalam menghadapi tantangan.
Kontribusi Anda sangat berarti! Bantu kami dengan mengunggah trailer resmi atau klip.
Unggah Trailer atau Klipsebagai Mae
sebagai Acil
sebagai Nurman
sebagai Ayah Meri
sebagai 3 kambing
sebagai Oma
sebagai Ibu Don
sebagai Atta
sebagai Pak Rusli
sebagai 3 kambing
sebagai Meri
sebagai Ibu Meri
sebagai 3 kambing
sebagai Don
sebagai Ayah Don
sebagai Don 4 tahun
Untuk sebuah film animasi yang diproduksi di Indonesia, saya harus memberikan apresiasi tinggi kepada tim kreatif di baliknya. Animasi yang disajikan terasa sangat halus, detail latar belakangnya juga memanjakan mata, dan saya suka bagaimana lingkungan khas Indonesia digambarkan dengan akurat sebagai setting utama.
Namun, yang paling mengganggu bagi saya adalah worldbuilding yang terasa kurang matang dan beberapa inkonsistensi dalam cerita. Awalnya, film ini menawarkan kisah realistis tentang Don, seorang anak yatim yang berjuang bersama teman-temannya menghadapi perundungan dan ingin membuktikan diri lewat lomba bakat di festival desa. Tetapi, kehadiran Meri, hantu anak kecil yang meminta bantuan untuk menemukan orang tuanya yang hilang, terasa sangat dipaksakan dan tidak nyambung dengan dunia yang sudah dibangun sebelumnya. Tambahan unsur supranatural ini malah membuat pesan film jadi tidak jelas—alih-alih menonjolkan nilai persahabatan dan kerja keras, film justru memperlihatkan tokoh utama berbohong dan curang demi menang. Apakah ini pesan yang ingin disampaikan, bahwa tujuan membenarkan cara? Selain itu, twist tentang kepala desa yang menculik hantu demi balas dendam juga terasa aneh dan kurang masuk akal, ditambah lagi dengan alat radio ajaib yang tiba-tiba ada tanpa penjelasan. Sayang sekali, banyaknya plot hole malah merusak pengalaman menonton, meski animasinya sudah sangat baik. Andai saja alur ceritanya digarap lebih matang, film ini pasti bisa jauh lebih berkesan.
Ceritanya sangat mengena dan relatable dengan kehidupan sehari-hari, ditambah lagi animasinya yang kocak sukses membuat penonton terhibur. Banyak pesan moral yang bisa dipetik, dan unsur komedinya benar-benar berhasil. Karakter yang menyebalkan pun justru menambah warna, membuat emosi penonton ikut teraduk. Kisah Don dan Atta bahkan berhasil membuat saya, seorang wanita 25 tahun, meneteskan air mata.
Hal lain yang bikin salut, film ini digarap oleh ratusan animator sehingga kualitas visualnya pun memanjakan mata. Pengisi suara karakternya juga pas, membuat setiap tokoh terasa hidup. Menurut saya, film ini sempurna tanpa cela sedikit pun.
Kartun ini sangat layak ditonton. Don sebagai tokoh utama tampil begitu menggemaskan dan karakternya tidak digambarkan sempurna, justru itulah yang membuatnya menarik. Ia punya sifat baik, namun tetap memiliki kekurangan. Ada kalanya kita merasa iba karena Don dijauhi anak-anak lain, tapi di saat lain, sikap egoisnya membuat kita kecewa. Lewat cerita Don, anak-anak diajak untuk memahami bahwa setiap orang selalu punya ruang untuk menjadi lebih baik.
Hal lain yang saya suka adalah karakter antagonis di film ini juga diberikan latar belakang yang jelas, sehingga penonton bisa mengerti alasan di balik perilaku mereka. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa orang jahat tidak dilahirkan begitu saja, melainkan terbentuk oleh pengalaman hidup dan situasi yang mereka alami.