Kisah ini mengisahkan perjalanan uskup pertama asli Indonesia, Monsinyur A Soegijapranata SJ, dari masa tahbisan hingga akhir perang melawan Belanda (1940 – 1949). Dalam satu dekade yang penuh gejolak ini, terjadi akhir penjajahan Belanda, invasi Jepang, proklamasi kemerdekaan RI, dan kembalinya Belanda yang berusaha menguasai Indonesia. Peristiwa-peristiwa tersebut mendorong Soegija untuk menuliskan renungan dalam catatan harian yang penuh makna serta bertindak aktif mengatasi kekacauan yang menyebabkan penderitaan rakyat. Ia berupaya berperan di tingkat lokal dan juga dalam politik nasional serta internasional. Hal ini menjadikannya layak mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional dari Presiden Soekarno. Film ini menampilkan tokoh-tokoh nyata yang difiksikan, baik dari Indonesia, Jepang, dan Belanda, serta sipil dan militer, dengan peristiwa keseharian yang direkonstruksi secara detail, menekankan bahwa kemanusiaan selalu menjadi yang utama.
sebagai Endah Laras
sebagai Banteng
sebagai Lingling
sebagai Mgr Willekens
sebagai Lantip
sebagai Pak Besut
sebagai Suwito
sebagai Hamengkubuwono IX
sebagai Operator siaran Pak Besut
sebagai Prajurit Kecil
sebagai Ciprit
sebagai Mgr Soegijapranata
sebagai Maryono
sebagai Presiden Soekarno
sebagai Nobuzuki
Yohanes Rusyanto Landung Laksono Simatuandung Simatupang
sebagai Pak Lurah
sebagai Kakek Lingling
sebagai Robert
sebagai Penjual Jamu
sebagai Hendrick van Maurick
sebagai Ibu Lingling
sebagai Mariyem
Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa
sebagai Toegimin
Belum ada ulasan dari kritikus.
Belum ada ulasan dari pengguna.